Pembelajaran Al Quran Hadits
MATERI PEMBELAJARAN QUR'AN HADITS PADA MTs KELAS VIII
BAB I
Manusia dicipta Allah SWT sebagai makhluk social, yaitu makhluk yang senantiasa mengadakan hubungan dengan sesamanya. Pada kenyataannya, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, manusia perlu mengadakan hubungan kerja dengan pihak lain. Orang lain dapat memperoleh penghasilan juga karena berhubungan dengan orang lain. Al-Qur’an dan Hadits merupakan dasar yang digunakan dalam menjalani kehidupan sosial di masyarakat.
Dan sangat penting sekali hal tersebut di ajarkan pada anak didik yang akan menghadapi kehidupan sosial di masyarakatanya, baik yang berkaitan dengan membaca Al-Qur’an sebagai dasar ataupun memahami maknanya. Oleh karena dalam makalah kami ini, kami akan membahas materi Qur’an Hadits di MTs Kelas VIII semester ganjil. Dimana pembahasannya berkaitan dengan tajwid dan pemahaman beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits.
BAB II
PEMBAHASAN
MATARI QUR’AN HADTS DI MTs. KELAS VIII SEMESTER GANJIL
Ada empat Bab materi yang disampaikan pada pembahasan Qur’an Hadits di MTs kelas VIII semester ganjil, diantaranya Penerapan Hukum Tajwid, Ketentuan Rezeki dari Allah, Kepedulian Sosial dan Tolong Menolong dan Mencintai Anak Yatim
A. Bab I (Penerapan Hukum Tajwid)
Ø Standar Kompetensi
Membaca Al-Qur’an surah pendek pilihan
Ø Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum bacaan qalqalah, tafkhim, dan mad arid lis-sukun dalam Al-Qur’an.
1. Menerapkan Hukum Bacaan Qalqalah, Tafkhim, dan Mad Arid Lis-Sukun dalam Al-Qur’an.
a. Hukum Bacaan Qalqalah
Sebagaimana kita ketahui, qalqalah dibagi menjadi dua, yaitu qalqalah sugra dan qalqalah kubra. Huruf qalqalah ada lima , yaituب ج د ط ق . Apabila ada huruf qalqalah berada ditengah lafal, hukum bacaannya disebut qalqalah sugra. Apabila huruf qalqalah berada di akhir lafal, hukum bacaannya disebut qalqalah kubra. Cara membaca qalqalah kubralebih kuat pantulannya daripada qalqalah sugra.
Perhatikan lafal Surah al –Lahab berikut dengan seksama. Kemudian, bacalah dengan Fokus pada bacaan qalqalah!
ôM¬7s? !#y‰tƒ ’Î1r& 5=ygs9 ¡=s?ur ÇÊÈ !$tB 4Óo_øîr& çm÷Ytã ¼ã&è!$tB $tBur |=|¡Ÿ2 ÇËÈ 4’n?óÁu‹y™ #Y‘$tR |N#sŒ 5=olm;ÇÌÈ ¼çmè?r&t�øB$#ur s's!$£JymÉ=sÜysø9$# ÇÍÈ ’Îû $ydω‹Å_ ×@ö7ym`ÏiB ¤‰|¡¨B ÇÎÈ
b. Hukum Bacaan Tafkhim
Hukum bacaan tafkhim yang akan kita terapkan dalam membaca Al-Qur’an berikut ini adalah pada huruf ra. Menurut bahasa, tafkhim berarti tebal. Cara mengucapkan tafkhimadalah dengan menghimpun ketebalan suara di dalam mulut sehingga mulut seperti penuh dengan suara ra. Ada beberapa alasan huruf ra di baca tebal, yaitu berharakat fathah, damah, sukun yang didahului huruf berharakat fathah atau damah, sukun yang didahului huruf harakat kasrah (bukan asli), serta sukun yang didahului huruf berharakat kasrah asli dan huruf sesudahnya adalah huruf isti’la’.
#sŒÎ) ÏMs9Ì“ø9ã— ÞÚö‘F{$# $olm;#t“ø9ΗÇÊÈ ÏMy_t�÷zr&ur ÞÚö‘F{$#$ygs9$s)øOr& ÇËÈ tA$s%ur ß`»|¡RM}$#$tB $olm; ÇÌÈ 7‹Í´tBöqtƒ ß^Ïd‰ptéB$ydu‘$t7÷zr& ÇÍÈ ¨br'Î/ š�/u‘ 4Óyr÷rr&$ygs9 ÇÎÈ 7‹Í³tBöqtƒ â‘߉óÁtƒ â¨$¨Y9$#$Y?$tGô©r& (#÷ruŽã�Ïj9 öNßgn=»yJôãr&ÇÏÈ `yJsù ö@yJ÷ètƒ tA$s)÷WÏB >o§‘sŒ#\�ø‹yz ¼çnt�tƒ ÇÐÈ `tBur ö@yJ÷ètƒtA$s)÷WÏB ;o§‘sŒ #v�x© ¼çnt�tƒ ÇÑÈ
c. Mad ‘Arid Lis-Sukun
Menurut bahasa, mad ‘arid lis-sukun berarti bacaan panjang karena ada sukun. Menurut istilah, mad ‘arid lis-sukun berarti mad yang terjadi apabila ada huruf mad (alif, wau, atau ya) yang berada pada akhir ayat atau terdapat pada wakaf. Yang perlu diperhatikan dalam mad ‘arid lis-sukun ialah setelah huruf mad itu harus ada huruf lain. Huruf ini sebagai akhir pemberhentian bacaan. Cara membaca mad ‘arid lis-sukun ada tiga macam, yaitu boleh dua, empat, atau enam harakat. Yang paling utama ialah membaca mad ‘arid lis-sukun dengan enam harakat[1].
Contoh: Å7Î=tB Ĩ$¨Y9$# , _Uu‘šúüÏJn=»yèø9$#
2. Pengayaan
Yang ditebalkan (tahkim) pada ra’ yaitu:
- Ra’ fathah( ), umpamanya:
- Ra’ dhamah ( ), umpamanya:
- Ra’ sukun ( ), sedang huruf sebelumnya berbaris fathah ( ) atau dhammah ( ) umpamanya:
- Ra’ sukun ( ) sebelum kasrah ( ) tetapi kasrah itu bukan asli dari asal perkataaan umpamanya:
- Ra’sukun ( ) huruf sebelumnya juga kasrah yang asli ( ) tetapi sesudah Ra’ itu salah satu huruf ; Shad, Dlad, Ghain, Tha’, Qaf, dan Dha’. ( )
yang tidak berharakat kasrah. Umpamanya:
huruf yang tujuh itu huruf Isti’laa’ namanya, isti’laa’( ) artinya: meninggi atau berat. Karena bunyi itu agak berat[2].
B. Bab II (Ketentuan Rezeki dari Allah SWT )
Ø Standar Kompetensi
Menerapkan Al-Qur’an, Surah-surah Pendek dalam kehidupan sehari-hari tentang ketentuan rezeki dari Allah swt.
Ø Kompetensi Dasar
1. Memahami isi kandungan surah al-Quraisy dan al-Insyirah tentang ketentuan rezeki dari Allah swt.
2. Memahami keterkaitan isi kandungan surah al-Quraisy dan al-Insyirah tentang ketentuan rezeki dari Allah swt. dalam kehidupan.
3. Menerapkan isi kandungan surah al-Quraisy dan al-Insyirah tentang ketentuan rezeki dari Allah swt. dalam kehidupan.
1. Rezeki Allah SWT.
a. Pengertian rezeki
Kata rezeki berarti penghidupan, tiap-tiap yang bermanfaat, segala yang berdaya guna bagi makhluk, berasal dari Allah SWT.
b. Macam-macam rezeki Allah SWT.
Jika kita ingin menghitung rezeki Allah swt, rezeki Allah sangat banyak macamnya, antara lain:
1) Pemberian hak hidup
2) Udara atau oksigen
3) Kesehatan rohani dan jasmani
4) Agama sebagai hidup manusia
2. Surah al-Quraisy dan Al-Insyirah Tentang Ketentuan Rezeki Allah SWT.
a. Surah al-Quraisy
1) Lafal surah al-Quraisy dan terjemahannya
É#»n=ƒ\} C·÷ƒt�è% ÇÊÈ öNÎgÏÿ»s9¾Î)s's#ômÍ‘ Ïä!$tGÏe±9$# É#ø‹¢Á9$#ur ÇËÈ (#r߉ç6÷èu‹ù=sù ¡>u‘ #x‹»yd ÏMø�t7ø9$#ÇÌÈ ü”Ï%©!$# OßgyJyèôÛr& `ÏiB 8íqã_NßgoYtB#uäur ô`ÏiB ¤$öqyz ÇÍÈ
Artinya:
1. karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas[1602].
3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah).
4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
2) Penjelasan ayat
Ayat 1 menjelaskan tentang kebiasaan suku Quraisy sejak zaman dahulu, mata pencaharian suku Quraisy pada umumnya berdagang. Ayat 2 menjelaskan perjalanan dagang yang dilakukan suku Quraisy. Pada musim dingin, suku Quraisy biasa melakukan perjalanan ke Negeri Yaman. Pada musim panas, mereka pergi ke Syam (Suryah). Pada ayat 3, Allah swt. Mengingatkan suku Quraisy khususnya dan umat Islam pada umumnya agar selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan-Nya. Pada ayat 4, Allah swt. Menjelaskan wujud kasih sayang-Nya kepada para hambanya. Manusia diperintah menyembah (taat kepadan-Nya)
b. Surah al-Insyirah
1) Lafal surah al-Insyirah dan terjemahannya
óOs9r& ÷yuŽô³nS y7s9 x8u‘ô‰|¹ ÇÊÈ $uZ÷è|Êurur š�Ztã x8u‘ø—Ír ÇËÈ ü“Ï%©!$# uÙs)Rr& x8t�ôgsß ÇÌÈ $uZ÷èsùu‘ur y7s9 x8t�ø.ÏŒ ÇÍÈ ¨bÎ*sùyìtB ÎŽô£ãèø9$# #·Žô£ç„ ÇÎÈ ¨bÎ) yìtBÎŽô£ãèø9$# #ZŽô£ç„ ÇÏÈ #sŒÎ*sù|Møît�sù ó=|ÁR$$sù ÇÐÈ 4’n<Î)ury7În/u‘ =xîö‘$$sù ÇÑÈ
Artinya:
1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
2. Yang memberatkan punggungmu?
3. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,
4. Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
5. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
6. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
7. Dan hanya kepada Tuhan mulah kamu berharap.
2) Penjelasan ayat
Ayat 1, merupakan pertanyaan yang bersifat penegasan bahwa Allah swt. Telah melapangkan dada (hati) Nabi Muhammad saw. Pada ayat 2-3, dijelaskan bahwa orang yang memilki rasa tanggung jawab pasti berusaha untuk dapat melaksanakan tugas yang diamanahkan kepadanya. Nabi Muhammad saw. Adalah contoh orang yang memiliki rasa tanggung jawab besar. Pada ayat 4 memberikan penghargaan kepada Nabi Muhammad saw. Atas kesabarannya melaksanakan tugas dakwah. Pada ayat 5-6 Allah swt. Memberikan motivasi kepada Nabi Muhammad saw. Dan para sahabatnya perjuangan berat yang beliau jlani akan membawa hasil yang gemilang. Hasil ini dapat beliau saksikan ketika terjadi penaklukan kota Mekkah pada tahun 8 Hijriah. Pada ayat 7, Allah swt. Mengingatkan Nabi Muhammad saw. Dan para pengikutnya agar tidak cepat puas dengan hasil usahanya. Setelah memperoleh hasil dari satu usahanya, seperti penaklukkan kota Mekkah, hendaklah mempersiapkan diri untuk usaha yang lain. Pada ayat 8, Allah swt mengingatkan beliau dan para sahabatnya agar senantiasa bersandar kepada Allah swt. Dalam kenyataannya, manusia hanya mampu berusaha. Keberhasilan usaha tersebut sepenuhnya menjadi hak Allah swt.
3. Keterkaitan Isi Kandungan Surah Quraisy dan Al-insyirah Tentang Ketentuan Rezeki Allah SWT.
1. kedua surah tersebut memberikan pelajaran kepada kita bahwa Allah swt. Menyediakan rezeki untuk segala kebutuhan manusia.
2. rezeki yang diberikan oleh Allah swt. Kepada hamba-Nya sangat banyak macamnya. Dalam surah Quraisy, bahwa rezeki Allah swt. Ada yang berupa harta hasil perniagaan, makanan, rasa aman, dan dijauhkan dari rasa cemas. Adapun dalam surah al-Insyirah, disebutkan beberapa rezeki Allah swt. Antara lain lapang dada (sabar) dalam berdakwah.
3. dalam surah Quraisy dijelaskan bahwa rezeki Allah swt akan diperoleh dengan usaha yang dilakukan manusia, seperti berdagang. Adapun dalam surah al-Insyirah, terdapat perintah memanfaatkan waktu sangat berharga bagi manusia.
4. Menerapkan Isi Kandungan Surah Quraisy dan Al-Insyirah Tentang Ketentuan Rezeki Allah SWT dalam Kehidupan
a. Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
b. tidak bermalas-malasan
c. brusaha dengan sungguh-sungguh dalam mencari rezeki Allah swt.
d. menjaga diri agar tidak melanggar norma agama saat berusaha
e. mensyukuri hasil yang diperoleh sesuai petunjuk agama
f. memanfaatkan hasil yang diperoleh sebaiknya
g. menggunakan hasil yang diperoleh sesuai dengan ketentuan agama[3]
5. Pengayaan
Kata ( ) Quraisy pada mulanya adalah gelar dari an-Nadhar Ibn Kinanah, yang merupakan kakek Nabi yang ketiga belas. Kata Quraisy terambil dari kata ( ) at-taqarrusy yang berarti keterhimpunan. Anggota suku ini tadinya berpencar-pencar, kemudian menyatu dalam bentuk yang sangat kokoh, sehingga mereka dikenal dengan gelar itu[4].
Surah ini merupakan satu kesatun yang tidak terpisahkan. Tidak ada persoalan yang dibicarakannya kecuali suku Quraisy yang dituntut oleh surah ini agar menyukuri nikmat Allah SWT. Yang di anugerahi Allah SWT. Keamanan sehingga mereka dapat hidup tenang dan harmonis yang kemudian membuahkan kelanggengan kebiasaan mereka melakukan perjalanan dalam rangka meraih kesejahteraan hidup[5]
Komentar
Posting Komentar